ALI
BIN ABI THALIB
Ali
bin Abi Thalib lahir pada tahun 603 Masehi. 32 tahun setelah kelahiran Nabi
Muhammad saw yang menjadi saudara sepupu Ali.
Ali
dilahirkan di kota Mekah, tepatnya di dalam Kabah. Nama kecilnya bernama
Haidrah yang diberikan oleh ibunya Fatimah. Ayahnya, Abu Thalib memberinya nama
Ali, yang kemudian Alloh SWT memberinya gelar Karramahullahu wajhah. Artinya,
wajah Ali yang telah dimuliakan Alloh.
Sejak
dilahirkan, Ali tidak pernah menyembah berhala. Ali kecil pengikut ajaran Nabi
Ibrahim yang beribadah kepada Alloh SWT. Ali adalah yang pertama dari kalangan
anak-anak yang menerima ajaran Islam. Ali masuk Islam tepatnya pada usia 10
tahun.
Ali
diasuh, dididik, dan dibesarkan di rumah Rasululloh SAW. Ali mengenal dan
belajar shalat dari Rasululloh SAW dan istri beliau Khadijah r.a
Ali
adalah orang yang dikaruniai oleh Alloh kecerdasan. Pemahamannya terhadap dunia
dan agama sangat baik. Para lawan politiknya pun mengakui kehebatan Ali dalam
berargumen.
Ali
bin Abi Thalib merupakan khalifah Khulafaur-Rasyidin keempat. Ia menggantikan
Usman bin Affan. Setelah wafatnya Usman bin Affan, umat Islam terpecah belah
menjadi beberapa partai. Masing-masing partai memiliki khalifahnya
sendiri-sendiri. Namun, sebagiam besar partai memilih Ali untuk menjadi
khalifah. Maka, jadilah Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah terakhir
pemerintahan Islam.
Di
awal Ali menjadi khalifah, ia melakukan pergantian para pejabat. Ia
memberhentikan para gubernur yang di angkat pada masa pemerintahan Usman.
Kebijakan
Ali mengganti para pejabat yang diangkat oleh Usman berakibat terjadinya
pemberontakan. Pemberontakan di masa Ali ada dua yaitu perang Jamal dam perang
Siffin.
Terjadinya
perang Jamal atau perang unta berawal dari kepergian Thalhah dan Zubair ke kota
Mekah untuk menemui Aisyah, istri Rasululloh SAW. Thalhah dan Zubair membujuk
Aisyah supaya ikut menuntu balas atas terbunuhnya Usman. Aisyah pun terbujukdan
berangkatlah ke kota Bashrah dengan pasukan yang berjumlah 30.000 orang.
Kemudian didudukinya kota Basrah tanpa ada perlawanan dari orang-orang yang
telah membunuh Usman.
Dari
kota Kuffah, pusat pemerintahan Ali, khalifah Ali segera mengerahkan tentaranya
sebanyak 10.000 orang, maka tak dapat dihindari, terjadilah perang saudara yang
dimenangkan oleh pasukan Ali. Thalhah dan Zubair terbunuh, sedangkan Aisyah
dikembalikan ke Mekah dengan kedudukan tetap terhormat.
Perang
Siffin berawal dari Muawiyah yang memproklamirkan diri menjadi Amirul Muminin
yang berpusat di Syiria. Ali beserta tentaranya segera berangkat menuju Syiria.
Karena Muawiyah menolak ajakan Ali untuk berbaiat dengan pemerintahannya, maka
terjadilah pertempuran besar-besaran di sebelah barat Sungai Efrat yang
terkenal dengan Perang Siffin selama 90 hari
Dalam
perang Siffin pasukan Muawiyah kalah, akan tetapi berkat penasehatnya yang
cerdik yaitu Amru bin Ash berhasil memperdayai pasukan Ali. Muawiyah pun tetap
naik takhta. Maka pada waktu itu umat Islam mempunyai dua pemerintahan kembar,
pemerintahan Ali di Irak yang berpusat di Kuffah dan Muawiyah di Syiria yang
berpusat di Damaskus
Selain
dari Muawiyah yang berkhianat, di Irak muncul partai pro dan kontra terhadap
Ali. Partai Syiah yang mendukung Ali dan partai Khawarij yang menentang Ali.
Partai Khawarij kemudian merencanakan pembunuhan terhadap Ali, maka disuruhlah
Ibn Muljan untuk membunuh Ali
Ketika
Khalifah Ali hendak pergi untuk shalat subuh, Ibn Muljan langsung melaksanakan
niatnya, dipukulkannya pedang beracun dari arah belakang tubuh Ali. Setelah Ali
wafat, si pembunuh dihukum mati. Ali wafat pada usia 65 tahun dan dimakamkan di
kota Najf.
No comments:
Post a Comment