Saturday, 10 August 2013

Ali bin Abi Thalib


ALI BIN ABI THALIB

Ali bin Abi Thalib lahir pada tahun 603 Masehi. 32 tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad saw yang menjadi saudara sepupu Ali.
Ali dilahirkan di kota Mekah, tepatnya di dalam Kabah. Nama kecilnya bernama Haidrah yang diberikan oleh ibunya Fatimah. Ayahnya, Abu Thalib memberinya nama Ali, yang kemudian Alloh SWT memberinya gelar Karramahullahu wajhah. Artinya, wajah Ali yang telah dimuliakan Alloh.
Sejak dilahirkan, Ali tidak pernah menyembah berhala. Ali kecil pengikut ajaran Nabi Ibrahim yang beribadah kepada Alloh SWT. Ali adalah yang pertama dari kalangan anak-anak yang menerima ajaran Islam. Ali masuk Islam tepatnya pada usia 10 tahun.
Ali diasuh, dididik, dan dibesarkan di rumah Rasululloh SAW. Ali mengenal dan belajar shalat dari Rasululloh SAW dan istri beliau Khadijah r.a
Ali adalah orang yang dikaruniai oleh Alloh kecerdasan. Pemahamannya terhadap dunia dan agama sangat baik. Para lawan politiknya pun mengakui kehebatan Ali dalam berargumen.
Ali bin Abi Thalib merupakan khalifah Khulafaur-Rasyidin keempat. Ia menggantikan Usman bin Affan. Setelah wafatnya Usman bin Affan, umat Islam terpecah belah menjadi beberapa partai. Masing-masing partai memiliki khalifahnya sendiri-sendiri. Namun, sebagiam besar partai memilih Ali untuk menjadi khalifah. Maka, jadilah Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah terakhir pemerintahan Islam.
Di awal Ali menjadi khalifah, ia melakukan pergantian para pejabat. Ia memberhentikan para gubernur yang di angkat pada masa pemerintahan Usman.
Kebijakan Ali mengganti para pejabat yang diangkat oleh Usman berakibat terjadinya pemberontakan. Pemberontakan di masa Ali ada dua yaitu perang Jamal dam perang Siffin.
Terjadinya perang Jamal atau perang unta berawal dari kepergian Thalhah dan Zubair ke kota Mekah untuk menemui Aisyah, istri Rasululloh SAW. Thalhah dan Zubair membujuk Aisyah supaya ikut menuntu balas atas terbunuhnya Usman. Aisyah pun terbujukdan berangkatlah ke kota Bashrah dengan pasukan yang berjumlah 30.000 orang. Kemudian didudukinya kota Basrah tanpa ada perlawanan dari orang-orang yang telah membunuh Usman.
Dari kota Kuffah, pusat pemerintahan Ali, khalifah Ali segera mengerahkan tentaranya sebanyak 10.000 orang, maka tak dapat dihindari, terjadilah perang saudara yang dimenangkan oleh pasukan Ali. Thalhah dan Zubair terbunuh, sedangkan Aisyah dikembalikan ke Mekah dengan kedudukan tetap terhormat.
Perang Siffin berawal dari Muawiyah yang memproklamirkan diri menjadi Amirul Muminin yang berpusat di Syiria. Ali beserta tentaranya segera berangkat menuju Syiria. Karena Muawiyah menolak ajakan Ali untuk berbaiat dengan pemerintahannya, maka terjadilah pertempuran besar-besaran di sebelah barat Sungai Efrat yang terkenal dengan Perang Siffin selama 90 hari
Dalam perang Siffin pasukan Muawiyah kalah, akan tetapi berkat penasehatnya yang cerdik yaitu Amru bin Ash berhasil memperdayai pasukan Ali. Muawiyah pun tetap naik takhta. Maka pada waktu itu umat Islam mempunyai dua pemerintahan kembar, pemerintahan Ali di Irak yang berpusat di Kuffah dan Muawiyah di Syiria yang berpusat di Damaskus
Selain dari Muawiyah yang berkhianat, di Irak muncul partai pro dan kontra terhadap Ali. Partai Syiah yang mendukung Ali dan partai Khawarij yang menentang Ali. Partai Khawarij kemudian merencanakan pembunuhan terhadap Ali, maka disuruhlah Ibn Muljan untuk membunuh Ali
Ketika Khalifah Ali hendak pergi untuk shalat subuh, Ibn Muljan langsung melaksanakan niatnya, dipukulkannya pedang beracun dari arah belakang tubuh Ali. Setelah Ali wafat, si pembunuh dihukum mati. Ali wafat pada usia 65 tahun dan dimakamkan di kota Najf.

No comments:

Post a Comment